CEMBURU SEMESTA
Kalau ada satu hal yang boleh kucemburui dari padamu, aku tidak akan cemburu pada jajaran manusia yang pernah mampir mewarnai hidupmu selain aku. Benar, sesekali cerita-cerita soal mereka terasa seperti lalat yang berterbangan di sekitar telingaku. Tapi toh tidak berbahaya (asal tidak kutelan saja mereka hidup-hidup).
Aku justru cemburu pada semesta yang mengizinkanmu membangun wastu rancangan tegangan yang megah. Betapa indah jalan-jalan yang mereka buka dan izinkan untuk kau lewati. Soal jalan dan tebing terjal yang menukik tajam -yang sesekali hampir mengerat nadimu- memang belum banyak kuketahui. Namun bisa kuterka dan kuraba sesekali dari dewasa dan bijakmu menghadapi ragam bingkai cerita. Tentu bukan semata kucemburui bagaimana semesta mencipta jalan dan medan yang menghantamimu tanpa permisi, tapi presisi perhitungannya yang membuatmu meliuk indah di sudut-sudut rintangan dan tanpa sengaja menyingkap bagian-bagian indah tubuh dan isi kepalamu. Sungguh, kamu seksi sekali di sana! Meski memang betul, jika dibandingkan dengan semesta yang lebih dari tiga dekade membersamaimu, jelas aku sama sekali tak sebanding. Tapi kelihaiannya menyentuhmu di sisi-sisi paling akurat untuk disorot dan tampil tebal, benar-benar tak ada dua: tak meleset sedikitpun.
Komentar
Posting Komentar