BASKARA



Bas, kalau suatu saat ada kesempatan untuk kita bisa bertemu, aku ingin menanyakan banyak hal. Atau kalau tidak boleh bertanya, minimal aku ingin mendengarmu berbicara banyak. Berbicara soal apapun, apapun. Sebenarnya aku sudah cukup sering mendengarmu berbicara di berbagai media. Jadi sudah sedikit banyak sedikit aku tahu beberapa hal tentangmu. Sekurangnya aku tahu nama kucing peliharaanmu saat ini Abang, dan dia mengalami obesitas sehingga harus mengurangi makan. Satu lagi kau panggil Madu.

Tapi kalau memang ada kesempatannya dan aku boleh bertanya, aku ingin bertanya banyak-banyak. Banyak sekali sampai aku lupa bahwa aku mengidolakan nabi palsu yang sedang berdiri di hadapanku. Kenapa harus banyak-banyak, kalau yang secukupnya saja sudah cukup? Enggak Bas, nggak semua harus secukupnya seperti aminmu di 2019 silam. Gimana kita bisa tahu dimana batas cukup kalau kita tidak pernah merasakan yang lebih atau "banyak-banyak" itu tadi? Maka untuk soal satu ini, izinkan aku mengambil jatah "banyak-banyak"ku yang entah sebenarnya ada berapa kali sehidup.

Maka kembali pada pernyataanku di awal tadi, sekurangnya aku ingin mendengarmu berbicara banyak-banyak. Aku suka mendengar suara dan isi kepalamu ketika berbicara. Seperti ada berbagai pohon yang tumbuh liar disana, beberapa memang sudah tertata dan terpangkas rapi. Buah-buahnya beraneka ragam. Aku pernah menghirup beberapa! Maka kuharap bisa memakan dan merasakannya langsung ketika bertemu. Meski aku tahu, banyak juga sepertinya ilalang dan semak-semak tumbuh di antaranya. Dengan terus terang pernah kau sampaikan bahwa dirimu pernah ada di masa hiatus demi membasmi dan memilah-milih ilalang atau semak yang perlu dan tidak (meski pada akhirnya mereka tetap tumbuh lagi dan menjalar kemana-mana juga). Tapi justru ingin kudengar bisik dan gesek ilalang serta semak-semak itu, aku ingin belajar banyak juga dari mereka meski mereka tak punya buah manis di pucuk-pucuk rantingnya. Bukankah beberapa bisik dan gesek mereka yang justru kau capture kemudian jadi nada-nada minor di lirik lagu barumu?

Oh ya, ngomong-ngomong soal lagu-lagu barumu, ada banyak yang ingin kutanyakan juga padamu. Yaa meskipun terus terang kau katakan bahwa ketika karya sudah lahir dan dirilis, karya tersebut bebas diinterpretasikan oleh siapa saja sebagai apa saja, baik makna maupun peruntukannya; sehingga penulis harusnya tak perlu terlalu banyak bercerita soal makna sebenarnya. Tapi biar bagaimanapun, mereka anak-anakmu. Tentu akan menarik mendengar langsung dari induknya bagaimana mereka dibentuk dan kemudian lahir. Sama sepertimu, jika ada kesempatannya aku juga akan senang jika bisa berbicara banyak dengan ibumu, ya tentu saja membahas soal dirimu. 

Bas, aku ingin mendengar banyak juga kisahmu dengan Meidiana. Aku ingin dengar bagaimana caramu melihat Meidiana, dan bagaimana Meidiana "memegang"mu. Aku selalu tertarik dengan bagaimana sepasang kekasih menerbangkan "pesawat" mereka. Kadang kulihat, bahan bakarnya sama tapi mungkin tujuannya berbeda-beda, bentuk armadanya berbeda, susunan penerbangnya berbeda, bahkan penumpangnyapun berbeda-beda (ada yang berpenumpang, ada yang pesawat tempur tanpa penumpang, atau bahkan pesawat latihan yang hanya diterbangkan semata untuk keperluan praktik belajar). Aku tak akan ingin tahu banyak seperti apa bentuk armadanya, susunan penerbangnya, atau penumpangnya; aku hanya ingin tahu bagaimana kalian menerbangkannya bersama dan bagaimana kalian menghadapi awan tebal atau hujan badai di atas sana.

Tapi Bas, terlepas dari semua yang sudah kusampaikan tadi, aku jadi penasaran: apa yang paling ingin kau lakukan jika bertemu nabi palsumu?

Komentar