AMAN


Seorang teman pernah bercerita, semalam ayah salah satu anak di kontrakannya datang. Jauh-jauh Beliau datang dari provinsi sebelah, sekedar menengok anaknya yang merantau kuliah di kota orang. Sepertinya ini kali pertama Beliau bertemu langsung dengan teman-teman anaknya. Tapi alih-alih berjabat tangan sambil memperkenalkan diri, Beliau justru berjabat tangan sambil bertanya: "aman?" Pertanyaan tanpa konteks ini tentu saja membuat pendengarnya bingung, tapi toh dijawab juga dengan membeo penanya "aman, Om!" 

Seorang teman kantor, baru pulang dari dinas keluar kota selama beberapa hari. Ditentengnya beberapa kantong kresek berisi oleh-oleh, masuk ke bilik kerjanya untuk meletakkan tas. Tak lama ia berdiri mendatangi bilik-bilik pekerja yang lain. Alih-alih mengucapkan salam, kata pertama yang terucap justru: "gimana, aman?" Yang tentu saja sudah pasti dijawab lagi-lagi dengan membeo penanya. Ahh, apa sekarang kata "aman?" sudah bergeser dari pertanyaan menjadi salam?

Tapi kali lain, seorang rekan di kantor menelpon pagi-pagi betul, menanyakan kontrak driver yang akan menjemput tamu di bandara pagi itu. Karena cukup kaget mendengar dering telepon ketika nyawa belum penuh terkumpul, maka buru-buru kutelpon bagian yang terkait untuk meminta kontak driver yang dimaksud. Setelah menyampaikan maksud dan orang yang kuhubungi menyatakan bersedia membantu, barulah aku sadar itu masih terlalu pagi untuk menelpon orang kantor. Maka buru-buru kuajukan permintaan maaf karena menelpon terlalu pagi. "Aman mba."

Meski sebelumnya cukup asing, tapi lama-lama aku makin akrab dengan kata "aman"; baik dalam konteks sapaan, pertanyaan basa-basi, maupun pernyataan apalagi dalam konteks pekerjaan di kantor. Sesekali aku juga menggunakannya pada teman-teman akrab, yang pada akhirnya sekedar jadi candaan semata. Tapi dalam hidup pribadi, pada beberapa kali kesempatan sulit dan mengejutkan seringkali secara tak sadar aku mengatakan pada diriku sendiri, "aman Ven aman." Yang kemudian perlahan membuat situasi menjadi lebih terkendali dan terurai kusutnya.

Komentar