TENTANG KENDALI

 

Seorang perempuan, terbangun dari tidurnya

Ia enggan beranjak dari tempat tidur

Enggan memulai hari untuk menanak nasi, mandi, dan bersiap berangkat kerja

Namun ia sadar,

sepatutnya ia bangun karena ia masih punya beras untuk dimasak,

air untuk mengguyur dan membersihkan badan,

dan tempat untuk mengais rezeki.

Meski seringkali ia dibuat pusing lantaran harus menjaga makanan sebagai syarat sebuah program kebugaran ditempat kerja,

dilakukan jua sebagai bentuk penghematan agar bisa bertahan hingga akhir bulan

dan menyisakan sekedar rupiah untuk ditabung

Meski seringkali dibuat lelah untuk selalu memasang topeng agar selalu nampak siap dan bekerja baik

Disetelnya selalu senyum mengembang ketika bercakap-cakap di ruang kerja.

Sepulangnya mengais rupiah,

diselesaikannya pula urusan dengan timbunan pakaian dan piring kotor

Setelah itu barulah ia merasa selesai dengan semua,

kecuali dengan dirinya sendiri

Lalu ditariknya boneka panda diujung dipan

dipeluk pelan sambil merebah

namun matanya tak jua terpejam

Pandangannya masih sangat segar, tak sepakat dengan pikiran dan perasaannya yang sudah siap lelap

Diajaknya menjelajah setiap sensasi

agar ditemuinya sebab musabab keganjilan hari-harinya

Ia memejam sebentar, lalu membuka lagi matanya

Tak lagi dipikirkannya tentang apapun,

karena ia tahu ia tak bisa berbuat sesuatupun.

Karena meski tak lagi dalam kendali masinis,

ia tahu saat itu hidupnya masih berada dibawah kendali ‘Sesuatu’.

Komentar