REINKARNASI RUANG TANPA TEPI

 

Heiho!

Kembalinya penulis kesini merupakan hasil permenungan atas benang merah dari obrolan dengan seorang sahabat mengenai kegiatan pengisi waktu luang. Bahkan bukan hanya sekedar pengisi waktu luang, menekan keyboard dan menghasilkan rangkaian kata dan frasa yang kemudian DIPUBLIKASIKAN merupakan salah satu bentuk pemenuhan kepuasan diri sendiri (katanya). Bukan soal dimana ruang publikasinya. Tentu jika terbuka lebih lebar, lebih luas, bahkan bisa menjadi kail rupiah akan lebih baik. Namun, ruang-ruang individu yang tak juga tertutup namun lebih ke tanpa tepi ini juga bisa menjadi alternatif yang menarik. “Nanti pembacanya hanya akan sesempit orang-orang yang sepemikiran denganku,” ujarnya menegaskan batas ruang yang tetap tak bertepi ini. Penulis mengamini perkataan ini dengan menempelkan quotes “Kita hanya akan dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari.” Kemudian quotes dan kutipan perkataan itu kawin dan melahirkan keberanian penulis untuk kembali menghidupi ruang ini.

Selain itu kembalinya penulis ke ruang ini diilhami oleh perkataan salah satu tokoh, “dalam hidup, selain butuh dicintai manusia juga punya kebutuhan untuk mencintai. Walau tidak disalurkan pada sesama manusia, kebutuhan ini bisa disalurkan pada sesuatu yang lain seperti hobi, binatang peliharaan, atau barang kesayangan”. Penulis berharap, ruang ini akan menjadi hobi, binatang peliharaan, dan barang kesayangan penulis sekaligus, yang akan terus dihidupi dan harapannya nantinya bisa menghidupi penulis juga (minimal secara batiniah).

Meski kembali setelah sekian lama tak tersentuh, penulis lebih suka menyebut ruang ini mengalami reinkarnasi ketimbang bangun dari mati suri. Bangun dari mati suri terkesan melewatkan waktu yang panjang (hanya) dengan tertidur, dan bangun sebagai sesuatu yang sama dengan sebelumnya. Tapi reinkarnasi menggambarkan sesuatu yang mati, mengalami proses pembentukan (lagi), dan lahir kembali sebagai sesuatu yang baru dengan tetap menjadi akibat dari kehidupan sebelumnya. Harapannya kedepannya ruang ini tak pelu mati kemudian reinkarnasi lagi untuk bertumbuh dan berubah. Cukup dengan dihidupi dengan konsisten dan di-setia-kan menjadi teman bertumbuh penulis.

Komentar

  1. Ahh, akhirnya, yang dinanti telah tiba. Ia yang kembali menyembulkan batang hidungnya dari pelosok ruang tunggu tanpa belas kasih. Semoga tutur penulis direstui waktu untuk selalu mengetik sebagai silihan afeksi yang memuncah tumpah entah kemana.

    Amin.

    BalasHapus

Posting Komentar