MENEMUKAN DIRI


 

Tak banyak yang kulakukan hari ini, pun juga kemarin

Tapi aku berharap ada yang tetap bisa kubagikan denganmu

Barang secuil dua cuil cerita, yang mungkin sudah biasa kau dengar dariku setiap hari

Ahh, aku akan membagikan sedikit cerita yang tiba-tiba kuingat

 

Siang itu aku baru kembali dari kegiatan mendongeng bersama teman-teman komunitas,

tak langsung bertolak kerumah, kuputuskan untuk mencari satu dua buku penunjang di perpustakaan

Berbekal niat untuk membulatkan ambisi di semester awal, beberapa buku aku tenteng keluar menuju parkiran motor

Hari semakin siang aku harus segera pulang, pikirku.

Tapi ditengah perjalanan menuju parkiran, aku melihat seorang cowok di salah satu bangku teras perpustakaan,

duduk sendiri dan membaca buku

Aku mengenalnya sebagai salah seorang teman sekelasku, selama ini kami jarang berinteraksi karena perbedaan zona bangku kami yang cukup jauh

Aku bahkan baru mengenalnya setelah beberapa bulan perkuliahan di semester pertama

Tapi kami sekelas bahkan hampir separo angkatan tahu bahwa cowok ini cukup superior

Apa yang ia katakan di kelas bisa mengunci mulut mahasiswa lain

entah karena tak menemukan kata-kata untuk membalas ucapannya, atau sekedar diam saja karena tidak peduli

Bangku kosong didepannya seolah memanggilku untuk mampir sebentar,

maka kulupakan niatku untuk pulang cepat siang itu

Tanpa salam dan basa-basi, aku mengambil tempat persis didepannya

Seperti ada tombol tertekan,

kepalanya otomatis mendongak saat pantatku menempel di bangku

Ia terkejut tentu saja dengan kehadiranku yang tiba-tiba

Kami kemudian bertukar cerita tentang banyak hal,

soal perkuliahan, soal teman-teman kelas, soal caranya menyampaikan pendapat di kelas, soal diriku, dan soal dirinya

Benar saja, ada banyak hal yang baru aku tahu tentangnya disana

Tak terasa waktu berlari, tiba-tiba dua jam berlalu

Teringat agenda lain yang menunggu, aku bergegas pamit pulang

Ada sedikit ketakutan dalam hati,

mama pasti marah kalau tahu aku baru pulang dan akan pergi lagi

Yaa, sejak aku ikut beberapa kegiatan di organisasi dan komunitas

mama mulai mengkhawatirkan kewajiban belajarku

Meski berkali-kali kuyakinkan bahwa kuliahku akan baik-baik saja,

tak didengarkan jua penjelasanku tentang ini dan itu.

Dan benar,

Setibanya di rumah semua terjadi sesuai dugaanku

Jika ini terjadi,

biasanya aku akan sedalam-dalamnya menyesal dan marah,

seandainya saja aku lebih lihai mencuri waktu dan kesempatan

tak akan meledaklah bom, hingga mencecarkan nyali dan berani

Tapi tidak hari itu,

sedikitpun tak kusesali keputusanku menunda waktu pulang,

dan meledakkan bom waktu

Karena disana, aku menemukan teman baru,

dan yang terpenting

aku menemukan

diriku.

Komentar